Munajat Para Wali



Rp69.000,00
Rp55.200,00 Hemat 20%
Termasuk pajak

SINOPSIS

Munajat adalah kekuatan terbesar bagi seorang mukmin. Rasulullah menyebutnya sebagai otak atau inti ibadah. Oleh karena itu para wali Allah (waliyullah) senantiasa menempatkan munajat sebagai hal paling utama dan penting dalam kehidupan mereka.

Munajat bagi mereka bukan sekadar permintaan kepada Allah. Bagi mereka, munajat adalah untaian kata-kata puitis penuh dengan pujian, pengagungan, dan penyucian terhadap Allah. Munajat mereka adalah ungkapan lirih dan menyayat tentang kencintaan dan kerinduan mereka kepada-Nya, hingga dada terasa sesak dan tenggorokan bak tersedak, disertai tangisan yang membuat mereka jatuh pingsan bahkan hampir mati.

Buku ini berisi munajat para wali Allah yang tak hanya mengungkap kondisi ruhani mereka yang selalu tertaut dengan Allah, tetapi juga memberi pesan kepada kita untuk selalu ingat Allah dan menyadari eksistensi kita sebagai makhluk-Nya yang fana. Disertai dengan latar kisah yang menakjubkan, unik, dan tak masuk akal, munajat mereka punya daya hentak yang kuat yang memunculkan penyesalan, menggugah kesadaran, dan menyentuh kalbu terdalam untuk kembali kepada Allah.

***

“Aku mencintai Dia yang memperkenalkan diri kepada kita dengan kenikmatan-Nya dan bederma kepada kita dengan anugerah-Nya yang melimpah. Dia Mahadekat kepada hati, mengabulkan permohonan para kekasih, Maha Mendengar, Mahaindah, Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Maha Pemurah, Mahamulia, Maha Pengampun, dan Maha Pengasih.”

—Munajat budak perempuan (waliyullah) yang dipasung karena disangka gila

 

PENULIS

Syaikh Abdullah Bin As‘Ad Al-Yafi‘I. Lengkapnya, Abdullah bin As‘ad Ali bin Sulaiman bin Falah al-Yafi‘i. Lahir sekitar tahun 696 H di Yaman, lalu pindah ke Aden, kemudian ke Mekkah hingga wafat di sana pada 20 Jumadil Akhirah 768 H dan dimakamkan di Ma‘la. Dia adalah seorang ulama besar ahli tasawuf, ahli makrifat, dan syaikh sufi. Guru-gurunya banyak dari kalangan ahli tasawuf dan ulama-ulama besar pada masanya. Pada awalnya ia bermazhab Maliki, tetapi kemudian beralih ke mazhab Syafi‘i. Di antara karyanya: Mir’âh al-Jinân wa ‘Ibrah al-Yaqzhân fi Ma‘rifah Hawâdits az-Zamân, Marham al-‘Ilal al-Mu‘dhilah fi ar-Radd ‘ala A’immah al-Mu‘tazilah, dan al-Irsyâd wa at-Tathrîz fi Fadhl Dzikrillâh.

100 item

Referensi Spesifik

No customer reviews for the moment.