Abu Ubaidah bin Jarrah



Rp65.000,00
Rp52.000,00 Hemat 20%
Termasuk pajak

SINOPSIS

Kemenangan pasukan Muslim atas imperium Romawi dan Persia dalam pepeperangan pada masa Khulafaur Rasyidin sering dianggap karena melemahnya kekuatan lawan atau ada masalah internal yang serius di pihak mereka. Anggapan ini menggiring kita pada pandangan bahwa kemenangan itu lebih karena faktor kebetulan. Lebih daripada itu, hal ini menafikan kecakapan para pemimpin militer Muslim dalam mengorganisasi dan membuat strategi dalam setiap pertempuran.

Pada kenyataannya, para pemimpin militer Muslim adalah orang-orang yang ahli perang dan genius mengorganisasi pasukan sehingga mereka mampu mengalahkan lawan yang sangat kuat. Keahlian inilah yang ditunjukkan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah, orang yang Rasulullah sebut sebagai “Amin al-Ummah” (orang tepercaya umat ini). Karena alasan inilah dia selalu menjadi pilihan utama Khalifah Abu Bakar, lalu Umar bin Khathab, yang terbukti berhasil menaklukkan Syam yang merupakan basis terbesar kekuatan Romawi di timur.

Buku ini memberi kita gambaran mengagumkan tak hanya tentang sosok Abu Ubaidah, tetapi juga cara dia mengorganisasi pasukan dan mengatur strategi, baik itu pada tahap sebelum, pada saat, maupun setelah peperangan. Pengorganisasian ini mencakup disiplin, kecukupan logistik, dukungan masyarakat lokal, dan rekonstruksi wilayah pasca-perang. Karena itu, kemenangan Muslim tak pernah meninggalkan jejak kehancuran, tetapi justru pertumbuhan dan penguatan. Di bawah kepemimpinannya, Syam menjadi basis baru kekuatan Muslim untuk penaklukan ke wilayah-wilayah berikutnya seperti Irak, Yerusalem, dan Mesir.

***

“Setiap umat memiliki orang yang tepercaya, dan orang yang tepercaya di kalangan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah.”

HR al-Bukhari dan Muslim

PENULIS

Bassam Asali. Ahli militer dan penulis buku-buku peperangan Islam dan para tokohnya. Lahir di Damaskus, Suriah, tahun 1929, dan meninggal pada 27 Januari 2018. Dia masuk perguruan tinggi militer pada 1950, dan lulus di bagian infanteri dengan pangkat letnan pada 1952. Pada 20 September 1952, dia dikirim ke Prancis untuk ikut pelatihan militer, dan di sana dia menerima kursus khusus pasukan penerjun payung. Pada 1960, dia bersama batalionnya dikirim ke Mesir dan berpartisipasi dalam pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Kongo. Setelah pensiun dari dinas militer, dia menulis hingga ratusan buku tentang sejarah peperangan dan para pemimpin militernya, baik di dunia Islam maupun Barat, juga tentang strategi-strategi mereka dalam peperangan. Di antara karyanya: ‘Uqbah ibn Nafi‘, Musa ibn Nushair, Qutaibah ibn Muslim al-Bahili, Sa‘ad ibn Abi Waqqash, ‘Amr ibn al-‘Ash, Khalid ibn al-Walid, Mu‘awiyah ibn Abi Sufyan, Shalahuddin al-Ayyubi, ‘Abdurrahman ad-Dakhil, Qâdah al-Hurûb ash-Shalibiyyah, Qâdah Fath Mishr wa al-Maghrib, Qâdah Fath Bilâd asy-Syam wa al-‘Iraq, Fann al-Harb al-Islâmi fi ‘Uhûd al-Khulafâ’ ar-Râsyidîn wa al-Umawiyyîn, Fann al-Harb al-Islâmi fi al-‘Ashr al-‘Abbasi, dan Fann al-Harb al-Islâmi fi al-‘Ahd al-‘Utsmani.

100 item

Referensi Spesifik

No customer reviews for the moment.