Al-Ahkamus Sulthaniyyah

SINOPSIS

   Islam tidak hanya mengatur urusan ukhrawi seperti ibadah, tetapi juga duniawi seperti sosial, politik, hukum, ekonomi, dan pendidikan. Bahkan dalam Islam, tidak ada pemisahan antara urusan ukhrawi dan duniawi—seperti dalam pandangan sekuler yang memisahkan agama dan dunia—karena semua urusan duniawi di atas selalu berkaitan dengan urusan ukhrawi. Dalam masalah politik pengelolaan negara atau pemerintahan, semua yang berkaitan dengannya ada aturan hukum atau syariatnya, merujuk kepada al-Quran dan sunah Rasulullah. Mulai dari soal kepemimpinan (imamah), kementerian, kehakiman, kegubernuran, hingga manajemen pengelolaan urusan-urusan publik.

   Inilah kitab klasik Islam yang sangat monumental, mahakarya ahli fikih Islam abad ke-5 H tentang hukum-hukum ketatanegaraan dan tata kelola pemerintahan. Buku ini dengan sangat lengkap, detail, dan mendalam, menjelaskan prinsip-prinsip hukum Islam dalam mengelola pemerintahan yang tujuannya adalah untuk kemasalahatan bersama yang menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan dan keberlanjutan pemerintahan. Buku ini adalah panduan praktis bagi penguasa, semacam manajemen pemerintahan, berdasarkan tuntunan syariat Islam, bagaimana menjalankan dan mengelola pemerintahan secara efektif, terstruktur, terorganisasi, dan terkendali. Sebuah pelajaran politik pemerintahan yang sangat berharga untuk kehidupan kebangsaan dan kenegaraan saat ini.

***

“Buku ini adalah salah satu buku pertama yang membahas hukum-hukum kepemimpinan (pemerintahan) secara ilmiah, menjadikannya buku penting dalam pemikiran politik Islam".  

—Dr. Muhammad Fathi Utsman (1928–2010), pemikir Islam Mesir

***

PENULIS

  IMAM AL-MAWARDI. Lengkapnya, Abu Hasan Ali bin Muhammad al-Mawardi. Dikenal sebagai cendekiawan Muslim abad ke-5 H yang ahli terutama dalam fikih politik Islam dan tata kelola pemerintahan. Lahir di Bashrah tahun 364 H/972 M. Sejak kecil hingga remaja tinggal di tempat kelahirannya dan belajar fikih mazhab Syafi‘i kepada ahli fikih Abu Qasim ash-Shaimari. Setelah itu, ia merantau ke Baghdad mendatangi para ulama untuk belajar fikih lebih dalam kepada tokoh besar mazhab Syafi‘i bernama al-Isfirayini. Ia juga belajar ilmu bahasa Arab, hadis, dan tafsir. Ia wafat tahun 450 H/1058 M dan dimakamkan di kota al-Manshur di daerah Bab Harb, Baghdad. Karya-karyanya sangat banyak, di antaranya Adabud Dunya wad Din (edisi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Pustaka Alvabet, 2020), Qanun al-Wizarah, Siyasah A‘lam an-Nubuwwah, an-Nukat wal ‘Uyun, Nashihah al-Muluk, al-Amtsal wal Hikam, Adab al-Qadhi, al-Iqna‘, dan al-Hawi al-Kabir.