Februari, 2011. Protes rakyat terhadap pemimpin Tunisia dan Mesir merambah sampai ke jalanan. Perang sipil pun meletus di Libya.

Di Budapest, Sophie Kohl bermimpi buruk. Setelah ia mengaku pada suaminya—seorang diplomat Amerika Serikat di Hongaria—bahwa ia menjalin cinta gelap ketika di Kairo, beberapa menit kemudian sang suami tewas tertembak di kepala.

Stan Bertolli, agen CIA di Kairo, tengah menjalani tugas malamnya. Namun, hatinya tersentuh kala mendengar suara wanita yang pernah ia cintai, yang meneleponnya untuk bertanya mengapa suaminya dibunuh.

Umar Halawi telah lama bekerja di dinas intelijen Mesir, dan ia tahu bagaimana harus bermain “game”. Agen-agen asing sesekali memberinya informasi, ia pun tak lupa membalas jasa, dan semua pihak pun senang. Tetapi, pembunuhan seorang diplomat di Hungaria telah merembet ke Kairo, dan dia harus mengusutnya ke mana pun kasus itu mengarah.

Jibril Aziz, seorang analis Amerika, mengetahui banyak hal tentang Stumbler, suatu operasi rahasia yang ditolak oleh CIA. Ketika ada orang lain memperoleh salinan cetak biru proyek itu, Jibril sadar bahaya yang akan terjadi.

Dalam novel ini, semua tokoh tersebut bertemu di Kairo. Dirangkai oleh satu dari dua penulis novel spionase terbaik, The Cairo Affair mengungkap teka-teki asmara, kesetiaan, dan pengkhianatan dalam cerita memukau ihwal dunia politik yang konspiratif dan berbahaya.

“Steinhauer adalah penulis spionase kontemporer terbaik. Plot novel ini luar biasa memikat.”

—Adam Woog, The Seattle Times

“Kisah mata-mata profesional... Rumit, dan penuh dengan hal-hal tak terduga.”

—New York Times