Shalahuddin al-Ayyubi—di Barat disebut Saladin—tetap menjadi tokoh paling ikonik pada zamannya. Pemersatu bangsa Arab dan penyelamat Islam dari Tentara Salib di abad ke-12, ia pahlawan terkemuka di dunia Islam. Kukuh menjaga keimanannya dan brilian dalam kepemimpinan, ia memiliki kualitas pribadi yang dikagumi oleh musuh Kristennya. Ia mengerti batas-batas kekerasan, penuh toleransi dan kemurahan hati sehingga banyak orang Eropa melihatnya sebagai contoh ideal sosok kesatria.
Tapi, Saladin lebih dari sekadar pahlawan dalam sejarah. Sosoknya abadi sepanjang hayat, dan menjadi simbol harapan bagi dunia Arab-Islam usai terpecah belah. Berabad-abad setelah kematiannya, di berbagai kota—dari Damaskus sampai Kairo dan di luarnya, hingga Semenanjung Arab dan Teluk—Shalahuddin terus jadi simbol ampuh bagi perlawanan agama dan militer terhadap Barat. Sebagai pejuang, pembangun, pelindung kesusastraan, dan teolog, dialah pusat memori Arab dan tipe ideal bagi persatuan negara Islam.
Biografi otoritatif ini menghadirkan sosok Shalahuddin dan dunianya begitu detail dan hidup. Menggambarkan sang tokoh menuju kekuasaan, perjuangannya menyatukan faksi-faksi Muslim yang terus bertikai, dan pertempurannya merebut kembali Yerusalem dan mengusir pengaruh Kristen dari tanah Arab, John Man mengeksplorasi kehidupan, legenda, dan warisan abadi sang pemersatu Islam sambil menarik signifikansinya untuk dunia saat ini.
PENULIS
JOHN MAN adalah sejarawan dan travel writer dengan ketertarikan khusus terhadap Islam dan Timur Jauh, termasuk Mongolia. Setelah menyelesaikan studi mengenai Jerman dan Prancis di oxford, ia mengambil dua program kursus pascasarjana: kajian sejarah sains di oxford dan studi bangsa Mongol pada School of Oriental and African Studies di London.
Karyanya, Gobi: Tracking the Desert, adalah buku pertama tentang topik tersebut sejak 1920-an. la juga pengarang buku Atlas of the Year 1000, sebuah potret dunia pada pergantian milenium; Alpha Beta, tentang awal mula alfabet; dan The Gutenberg Revolution, sebuah telaah tentang asal-usul dan dampak percetakan; The Great Wall, buku mengenai situs keajaiban dunia di China, Tembok Besar; dan Terracotta Army, kisah ihwal situs arkeologis pasukan penjaga makam keramat Kaisar Pertama China. Selain Kublai Khan, John menulis pula Genghis Khan dan Attila the Hun—ketiganya adalah buku mengenai biografi tokoh-tokoh legendaris dalam sejarah kekaisaran kuno
Berkat karya-karya itu, John Man dengan cepat menjadi salah satu sejarawan dunia yang tulisannya paling banyak dibaca. Ia tinggal di London.
***
“Biografi luar biasa dan seperti nyata. Jelas dan kuat pada pokok permasalahan.” —Chicago Tribune
“Lebih dari sekadar cerita tokoh, buku ini berisi kisah-kisah pertempuran yang memukau, perselisihan sektarian dan perang saudara... kekuatan, pengkhianatan, dan perlawanan. Membacanya seperti menyaksikan drama politik modern. Biografi pahlawan Muslim yang sangat penting.” —Foreword Reviews
“Tak seorang pun dapat diharapkan jadi pencerita atau analis ulung melebihi John Man. Ada sesuatu yang baru dan mengagumkan di setiap halaman.” —Simon Sebag Montefiore